Wikipedia

Hasil penelusuran

Sabtu, 02 Januari 2010

IBUPROFEN SEBAGAI ANALGETIK, ANTIPIRETIK, DAN ANTI INFLAMASI PADA PENDERITA REMATIK


BAB I
PENDAHULUAN


1. Latar Belakang
Rematik masihbanyak dianggap semacam penyakit yang hanya melanda para penderita yang lansia, di lain kasus ternyata pasien dari penyakit rematik tidak hanya dari pasien yang memiliki usia lanjut. Namun semua usia memiliki kemungkinan terkena penyakit yang menyerang persendian tulang. Maka kita perlu memerhatikan dan memantapkan seluk beluk penyakit Rematik serta pengobatan yang perlu dilakukan.


2. Tujuan
diharapkan menjadi sumber informasi terutama mengenai masalah seputar Zat aktif Ibu Profen serta mengenai penyakit Rematik.



















BAB II
ISI
Rematik

Definisi
Rematik adalah penyakit yang mempengaruhi daerah persendian dan bagian lunak yang mengelilinginya

Mekanisme Terjadinya Rematik
Terjadi dalam 3 fase dan diperantarai mekanisme yang berbeda :
 Fase akut, dengan ciri vasodilatasi local dan peningkatan permebialitas kapiler.
 Reaksi lambat, tahap sub akut dengan ciri infiltrasi sel leukori dan fadosit
 Fase proliferalifkronik, pada degenerasi dan fibrosis.

Gejala-gejala penyakit rematik
• Sakit atau radang dan terkadang bengkak dibagian persendian pergelangan jari, tangan, bahu, kaki, lutut (dengul), pinggang, punggung, dan sekitar leher
• Sakit rematik dapat berpindah-pindah tempat bergantian bahkan sekaligus diberbagai persendian
• Sakit rematik biasanyakambuh pada saat cuaca mendung ketika mau hujan atau mengkosumsi makanan pantangan seperti: sayur bayam, Kangkung, Kelapa, dll

Jenis – jenis Rematik
• Demam Rematik
• Atritis Rematik
• Psoriasis atritis

Pengobatan Rematik
Sebagian besar penyakit membutuhkan pengobatan simtomik untuk meredakan nyeri. Pada osteiurtritis (penyakit sendi degenerative) atau lesi jaringan lunak, paracetamol (tunggal/dikombinasikan dengan analgesik apioid dosis rendah) harus digunakan terlebih dahulu dan sering kali bisa meredakan nyeri. Bila disebabkan penyakit rematik yang meradang, pengobatan dengan obat anti inflamasi Non-steroid (AINS) diindikasikan.
Untuk pasien usia lanjut dan AINS
Karena kerentanan pasien usia lanjut terhadap efek samping AINS meningkat, maka diberikan anjuran sebagai berikut:
 Untuk streoartritis, lesi jaringan lunak dan nyeri punggung, pertama dicoba upaya semacam penurunan berat badan, suhu tubuh, olah raga dan pengunaan tongkat untuk berjalan.
 Untuk steoartritis, lesi jaringan lunak, nyeri punggung dan rheumatoid astritis. Hindari pemberian AINS kecuali bila paracetamol gagal mengatasi nyeri yang memadai.
 Apabila sediaan paracetamol gagal mengatasi nyeri dengan memadai, ditambahkan Ains dengan dosis yang sangat rendah terhadap sediaan paracetamol (mulai dengan ibuprofen)
 Jika AINS doanggap perlu, pantau pasien terhadap pendarahan saluran cerna selama 4 minggu (dan untuk waktu yang sama pada kasus peralihan kepada AINS lain)
 Jangan memberikan dua AINS pada saat yang bersamaan.


Analgetik
Definisi
Obat Analgetik adalh obat penghilang atau setidaknya mengurangi rasa nyeri pada tubuh. Baik akibatkan oleh berbagai rangsangan pada tubuh misalnya rangsangan mekanis, kimiawi dan fisis sehingga menimbulkan kerusakan pada jaringan yang memicu pelepasan mediator nyeri seperti Brodikinin dan Prostaglandin yang akhirnya mengaktifasi reseptor nyeri di saraf perifer dan diteruskan ke otak.

Penggolongan Obat
Dibagi menjadi 2 golongan :
a. Analgetik Narkotik
Seperti Morfin atau Opium
Golongan obat ini digunakan untuk meredakan atau menghilangkanrasa nyeri yang hebat, namun meskipun ampuh jeni sobat ini umumnya dapat menimbulkan ketergantungan pada pemakai. Biasanya obat ini digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti pada kasus patah tulang dan penyakit kanker koronis.

b. Analgetik Non Narkotik
Seperti asetosal dan paracetamol
Penggunaan obat Analgetik Non Narkotik atau Obat Analgetik Perifer ini cenderung mampu menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada system susunan saraf pusat atau bahkan hingga efek menurunkan tingkat kesadaran. Dan tidak menyebabkan ketergantungan pada pemakai.

Antipiretik

Definisi
Antipiretik adalah obat yang dapat menurunkan demam (suhu tubuh yang tinggi). Pada umumnya (sekitar 90%) analgesik mempunyai efek antipiretik.

Penggolangan Obat
a. Golongan Para amino fenol , seperti paracetamol, fenasetin
b. Golongan Pirazolon, seperti dipiron (antalgin)
c. Derivat Asam Salisilat, seperti Aspirin, Benorilat, Diflunisal, Salsalat
d. Derivat Asam Propionat, seperti As.Tiaprofenat, fenbufen, flurbiprofen, Ibuprofen, ketoprofen, naproksin
e. Derivat As.Fenilasetat, seperti diklofenak, fenklofenak


Anti inflamasi

Definisi
Obat Anti Inflamasi adalah Obat yang bekerja terhadap / menekan peradangan.

Penggolongan Obat
Obat Anti Inflamasi dibagi lagi menjadi beberapa golongan :
a. Golongan salisilat, seperti aspirin/asam asetilsalisilat, metal salisilat, magnesium salisilat, salisil salisilat, dan salisilamid
b. Golongan arilalkanoat, seperti diklofenak, indometasin, proglumetasin, dan oksametasin
c. Golongan Profen / asam 2-arilpropionat, seperti ibuprofen, alminoprofen, fenbufen, indoprofen, naproxen, dan ketorolac
d. Golongan asam fenamat / asam N-arilantranilat, seperti asam mafenamat, asam flufenamat, dan asam tolfenamat
e. Golongan turunan pirazolidin, seperti fenilbutazon, ampiron, metamizol, fenazon
f. Golongan penghambat COX-, seperti celecoxib dan lumiracoxib
g. Golongan oksikam, seperti piroksikam dan meloksikam
h. Golongan sulfonanilida, seperti nimesulide
i. Golongan lain, seperti licofelone dan asam lemak omega 3



Ibuprofen

A. Sifat fisika dan sifat Kimia
- Struktur bangun




- Rumus molekul
C6H5OH
- Rumus Kimia
C13H18O2
- Kelarutan
tidak larut dalam air, sangat larut dlm alkohol

B. Farmakologi Ibuprofen
- Farmakokinetik
Absorbsi ibuprofen cepat melalui lambung dan kadar max dalam plasma dicapai setelah 1 – 2 jam waktu paroh dalam plasma sekitar 2 jam. 90% ibuprofen terikat dalam protein plasma. Ekskresinya berlangsung cepat dan lengkap. Kira-kira 90% dari dosis yang diadsorbsi akan diekresi melalui urin sebagai metabolit atau konjugatnya. Metabolit utama merupakan hasil hidroksilasi dan dekarboksilasi.

- Farmakodinamik
Obat ini bersifat analgesik dengan daya anti inflamasi yang tidak terlalu kuat. Efek analgesiknya sama seperti aspirin. Efek anti-inflamasinya terlihat dengan dosis 1200 – 1400 mg sehari

- Indikasi
• Karena efek analgesik dan anti inflamasinya maka dapat digunakan untuk meringankan gejala – gejala penyakit rematik tulang, sendi, dan non sendi
• Juga dapat digunakan untuk meringankan gejala-gejala akibat trauma otot dan tulang / sendi (trauma musculoskeletal
• Karena efek analgesiknya maka dapat digunakan untuk meringankan nyeri ringan sampai sedang antara lain nyeri pada dismenore primer (nyeri haid), nyeri pada penyakit gigi atau pencabutan gigi, nyeri setelah operasi, sakit kepala.

- ESO
• Walaupun jarang terjadi, tapi timbul efek samping sebagai berikut : Gangguan saluran pencernaan termasuk mual, muntah, dan diare
• Terjadi ruam pada kulit, bronchospasme (penyempian bronkus), trombositopenia (penurunan sel pembeku darah)
- Kontra Indikasi
• Penderita dengn ulkus peptikum (tukaklambung dan duodenum) yang berat dan aktif
• Penderita dengan riwayat hipersensitif terhadap Ibuprofen dan obat anti inflamasi non-steroid lainnya
• Penderita sindroma polip hidung, angioedema dan penderita dimana bila mengunakan asetosal atau obat antiinflamasi non-asteroid lainnya akan timbul gejala asma, renitis, urtikaria
• Kehamilan tiga bulan terakhir

- Interaksi Obat
Beberapa interaksi Ibu profen
• Anti Hipertensi : antagonisme efek hipotensi
• Analgesik lain : hindari pemberian bersama dua atau lebih AINS ; termasuk asetosal (menambah efek samping)
• Antidiabetik : efek sulfonilurea ditingkatkan oleh azapropazon, fenilbutazon dan mungkin AINS lainnya.
• Kortikosteroid : menambah resiko pendarahan dan ulsirasi saluran cerna.
• Desmopresin : efek dipotensiasi oleh indometasin



C. Dosis
Dewasa :
Untuk analgesik dan antiinflamasi (rematik tulang,sendi dan non-sendi,trauma otot dan tulang/sendi)
Dosis yang dianjurkan : sehari 3 – 4 x 400mg

Anak – anak : 20 – 40 mg/kg
Jadwal pemberian : 3 – 4 x sehari



D. Nama Paten, Bentuk Sediaan, Kadar
Nama Paten :
- Notena - Farsifen - Nugel - Salfonal
- Arthrifen - Igol - Ostarin - Shelnofen
- Artricom - Ibufen - Proris - Tiarema
- Bunofa - Motrin - Remakil
- Dolofen-f - NeoLinucid - Ribunal

Bentuk Sediaan :
- Kaplet - Tablet - Tablet salut - Kapsul

Kadar :
- 200 mg / kaplet
- 200 mg / tablet salut
- 250 mg
- 20 mg / tablet
- 400 mg / kaplet
- 400 mg / kapsul
- 600 mg / tablet salut























BAB III
PENUTUP


1. Saran
Dalam pengobatan Rematik dengan sebaiknya terlebih dahulu mengunakan paracetamol dengan kombinasi atau tunggal, jika gagal baru mengunakan AINS dengan dosis terendah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar