Wikipedia

Hasil penelusuran

Sabtu, 02 Januari 2010

CLORPROMAZINA SEBAGAI OBAT ANTI PSIKOSIS PADA PENDERITA SCHIZOPRENIA


BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sejak ditemukannya klorpromazina, suatu neuroleptik golongan fenotiazin pada tahun 1950, pengobatan untuk psikosis terutama schizophrenia terus dikembangkan. Istilah neuroleptik sebagai sinonim anti psikosis berkembang dari kenyataan bahwa obat anti psikotik sering menimbulkan gejala syaraf berupa gejala ekstra pyramidal.
Anti psikosis bermanfaat pada terapi psikosis akut maupun kronik, suatu gangguan jiwa yang berat.


2. Tujuan
sebagai obat anti psikosis pada penderita schizophrenia yang nantinya diharapkan dapat membantu penderita mengenali lebih dalam penyakit ini sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penanganan maupun dalam memberikan pengobatan.












BAB II
ISI

1. Schizoprenia

a. Defenisi Schizoprenia

Schizoprenia yaitu istilah untuk penyakit jiwwa yang ditandai dengan pola pikir yang tidak teratur, halusinasi perubahan prilaku yang tidak tepat serta adanya gangguan fungsi psikososial.

b. Mekanisme Terjadinya Schizoprenia

Schizophrenia terjadi apabila keseimbangan neurotransmitter di otak seperti Serotin (5 HT) atau 5 Hidroksi Triptamin dan Dopamin (DA) terganggu. Bila serotin berlebihan dalam darah dan dopamin menurun maka terjadi ketidakseimbangan sehingga kegiatan di otak menurun dan timbul

c. Gejala- gejala Schizoprenia

- Halusinasi
- Cemas dan curiga
- Motivasi menurun
- Kepedulian berkurang
- Tidak bisa merawat diri sendiri
- Gangguan tidur maupun nafsu makan

d. Jenis-jenis Schizoprenia
Schizophrenia terdiri dari :
1. Schizophrenia gejala episode akut
Yaitu meliputi tidak bisa membedakan antara khayalan dengan kenyataan seperti halusinasi, autism (menarik diri dari lingkungan sekitar).

2. Schizoprenia setelah terjadi episode psikotik akut
Yaitu penderita schizophrenia mempunyai gejala seperti cemas, curiga da motivasi menurun.




e. Pengobatan Schizoprenia
Pengobatan dapat dilakukan dengan memberikan terapi atau pemeriksaan secara menyeluruh terhadap status mental penderita dan pemberian obat golongan anti psikosis.
.


2. Anti Psikosis
a. Defenisi
Anti Psikosis yaitu terapi psikosis akut maupun kronik, suatu gangguan jiwa yang berat yang dapat menghilangkan atau mengurangi gangguan-gangguan jiwa tersebut.

b. Penggolongan Obat
- Antipsikosis tipikal golongan fenotiazin :
Klopromazin, flufenazin, perfenazin, tioridazin trifluperazin.

- Antipsikosis tipikal golongan lain :
Klorprotiksen, droperidol, haloperidol, loksapin, molindon, tioktiksen.

- Antipsikosis atipikal :
Klozapin, olanzapin, risperidon, quetiapin, sulpirid, ziprasidon, aripriprazol, zotepin, amilsulpirid.

3. Klorpromazina
a. Sifat Fisika dan Kimia

1) Struktur Bangun



2) Rumus Molekul
C17H19ClN2S

3) Rumus Kimia
2-klor-10-(3-dimetil-aminopropil)-fenotiazina


4) Kelarutan
Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol P dan dalam kloroform P, praktis tidak larut dalam eter P dan dalam benzene P.

b. Farmakologi Klorpromazina

1) Farmakokinetika
Klorpromazina di absorbsi sempurna, sebagian diantaranya mengalami metabolisme lintas pertama. Klorpromazina bersifat larut dalam lemak dan terikat kuat dengan protein plasma serta memiliki volume distribusi besar, diakumulasi di otak, paru-paru dan jaringan lain dengan suplai darah tinggi. Menembus barier plasenta dan masuk dalam ASI. Klorpromazina dimetabolis oleh hati dan dalam ginjal. Metabolit aktif berakumulasi dan disimpan dalam jaringan lemak dalam waktu lama dan dapat dideteksi dalam urin sampai 3-6 bulan setelah penghentian obat. Waktu paruh 8 – 35 jam.
2) Farmakodinamika
Efek farmakologik klorpromazin meliputi efek pada susunan saraf pusat, system otonom dan system endokrin. Efek ini terjadi karena antipsikosis menghambat berbagai reseptor diantaranya dopamine, reseptor α-adrenergik, muskarinik, histamine H1 dan reseptor serotonin 5HT2 dengan afinitas yang berbeda.
Susunan Saraf Pusat. CPZ menimbulkan efek sedasi yang disertai sikap acuh tak acuh terhadap rangsang dari lingkungan. Pada pemakaian lama dapat timbul toleransi terhadap efek sedasi. Timbulnya sedasi amat tergantung dari status emosional pasien sebelum minum obat.
Otot Rangka. CPZ dapat menimbulkan relaksasi otot rangka yang berada dalam keadaan spastic atau kejang.
Efek Endokrin. CPZ mempunyai efek samping terhadap system reproduksi. Pada wanita dapat terjadi amenorea, galaktorea dan peningkatan libido sedangkan pada pria penurunan libido dan ginekomastia.
3) Indikasi
Skizofrenia, fase mania, ansietas dan agitasi, cegukan yang sulit diatasi, anak hiperaktif yang menunjukkan aktivitas motorik yang berlebihan, prilaku hipereksitasi atau menyerang pada anak, mual dan muntah berat.
4) Efek Samping Obat
Mengantuk, pucat, sedasi, sakit kepala, Insomnia, depresi, penglihatan kabur, mulut kering, mual, muntah, hidung tersumbat, konstipasi.
5) Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap obat ini, pasien koma atau depresi SSP berat, depresi sumsum tulang belakang, gagal ginjal hati atau jantung, hipotensi atau hipertensi berat, anak di bawah usia 6 bulan dan wanita selama kehamilan dan laktasi

6) Interaksi Obat
a) Depresan SSP (termasuk alcohol, barbiturate, narkotik, anestetik)
Efek depresan SSP meningkat
b) Agen antikolinergik (mis: atropine)
Efek antikolinergik meningkat, menurunkan efek antipsikotik
c) Levodopa
Menurunkan efektivitas levodopa
d) Barbiturate
Menurunkan efek fenotiazin
e) Antasida, campuran antidiare mengandung Al atau Mg
Menurunkan absorpsi/keefektifan fenotiazin
f) Litium
Menurunkan kadar plasma dan efek obat antipsikotik
g) Fenitoin
Menurunkan metabolisme fenitoin dan meningkatkan risiko toksisitas
h) Piperazin
Meningkatkan kemungkinan kejang
i) Dengan minuman mengandung kafein
Menetralkan efek antipsikosis

7) Dosis
- Dosis Lazim
25 mg 1xp dan 14, 25 mg dan 50 mg 1 hari pakai
- Dosis maksimum
250 mg 1xp dan 1 gr I hari pakai
8) Aturan Pakai

9) Nama Paten, Bentuk Sediaan, Kadar
- largactil - clorazine
- meprosetil - ormazine
- promactil - promapar
- largazine - promaz
- sonazine - thorazine

Sediaan : Tablet, injeksi, sirup

Kadar : 25 mg dan 100 mg

Saran
Sebagai manusia biasa saya menyadari masih banyak kekurangan disana-sini. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi terciptanya hasil yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar