Radang otak sangat mengancam nyawa seseorang, terutama bayi dan
anak-anak. Tapi tak hanya bayi atau anak-anak, orang dewasa pun tak
terlepas dari ancaman penyakit mematikan ini.
Radang otak atau yang dalam ilmu kedokteran dikenal dengan meningitis
adalah terjadinya peradangan di selaput-selaput otak yang disebut
meningen, yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang.Meningitis
dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, seperti virus,
bakteri, jamur atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak.Meningitis
juga dapat disebabkan oleh penyakit-penyakit yang dapat memicu
peradangan dari jaringan-jaringan tubuh tanpa infeksi, seperti kanker.
Juga karena luka fisik atau obat-obatan tertentu.Meningitis yang
disebabkan oleh bakteri lebih berbahaya ketimbang virus. Bakteri ini
adalah pneumokokus yang bisa mengakibatkan kematian khususnya pada
anak-anak. Bakteri pneumokokus memang bisa hidup dan diam di tenggorakan
10 persen orang sehat, baik bayi, balita dan individu dewasa.
Seperti dilansir dari Mayoclinic, orang-orang yang rentan terkena meningitis adalah:
1. Usia
Kebanyakan meningitis yang disebabkan oleh virus dan bakteri terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun. Namun, sejak pertengahan tahun 1980-an, setelah adanya vaksin untuk anak, pasien meningitis bergeser dari usia 15 bulan sampai 25 tahun.
Menurut data, sekitar 50 persen anak yang terkena meningitis dilaporkan meninggal. Jika lolos dari maut, balita akan mengalami gejala-gejala dari sisa penyakitnya seperti lumpuh, tuli, epilepsi, lamban dan retardasi mental.
2. Orang yang berkumpul atau tinggal di hunian padat penduduk
Orang yang tinggal perumahan yang padat penduduk, siswa yang tinggal di asrama, personil di pangkalan militer atau anak-anak yang dititipkan di penitipan anak (day care) akan meningkatkan risiko meningitis. Hal ini karena penyebaran penyakit menjadi lebih cepat bila sekelompok orang berkumpul.
3. Ibu hamil
Pada wanita yang hamil, ada peningkatan kontraksi listeriosis, yaitu infeksi yang disebabkan oleh bakteri listeria, yang juga dapat menyebabkan meningitis. Bila ibu hamil memiliki listeriosis, bayi yang belum lahir pun akan berisiko terkena.
4. Bekerja di lingkungan yang berhubungan dengan hewan
Pekerjaan yang selalu berhubungan dengan hewan, seperti peternak, juga memiliki risiko tinggi tertular listeria, yang dapat mengakibatkan meningitis.
5. Orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah antara lain:
- Bayi yang lahir kurang bulan (prematur) dan berat lahir rendah
- Bayi yang hanya diberi ASI sebentar atau sedikit
- Orang yang sering terpapar asap rokok
- Orang yang sering mengalami infeksi virus di saluran pernapasan
- Penderita penyakit kronis seperti kanker dan diabetes, penderita HIV
- Pengguna obat immunosuppresan juga lebih rentan terhadap meningitis.
Sekitar 25 persen orang yang terkena meningitis memiliki gejala yang berkembang selama 24 jam. Selebihnya, akan menjadi sakit selama 1 hingga 7 hari. Terkadang, jika seseorang mengonsumsi antibiotik untuk infeksi lain, gejala dapat berkembang lebih lama.
- Menular
Meningitis
sangat menular, yaitu melalui cairan ludah atau ingus ketika anak
bersin, bicara, tertawa maupun batuk dan terhirup oleg orang lain ketika
mereka bernapas. Penularan juga dapat terjadi jika balita makan atau
minum bersama penderita dari piring dan gelas yang sama. Bahkan, memakai
handuk, memegang bekas tisu yang baru dipakai membersihkan hidung, juga
bisa menjadi media penularan. Penderita meningitis masih akan
menularkan penyakitnya selama mereka masih menunjukkan gejala penyakit
tersebut. Bahkan, penderita menagitis yang penyebabnya bakteri, masih
dapat menularkan penyakitnya sekitar 24 jam setelah mereka diberi
antibiotik.
- Penyebab
Umumnya penyebab adalah bakteri atau virus, kadang-kadang pula
disebabkan jamur, protozoa maupun parasit. Dibandingkan dengan
meningitis yang disebabkan virus, meningitis yang disebabkan bakteri
agak jarang terjadi. Namun, meningitis yang disebabkan bakteri bisa
mengakibatkan kondisi yang sangat serius jika tak ditangani dengan baik.
Misalnya terjadi tuna ganda, seperti lumpuh dan gangguan mental.
- Gejala
Muncul beberapa hari setelah balita menderita batuk pilek, diare dan muntah-muntah, yang merupakan tanda-tanda infeksi bakteri atau virus. Antara lain:
- Demam (sekitar 39ยบ C)
- Lesu, lemah dan rewel.
- Sakit kepala dan mata sensitif terhadap cahaya.
- Kaku kuduk, kadang-kadang ruam kulit dan kulitnya berwarna kuning serta kejang.
- Tidak mau makan, atau minum susu.
- Kedinginan.
- Menangis menjerit-jerik seperti kesakitan.
- Ubun-ubun bayi yang masih terbuka mungkin tampak menonjol dan keras.
- Pada bayi yang mash kecil, gejala-gejala klasik bisa terlihat malas menyusu, serta tampak lesu dan lemah sekali.
Masa inkubasi: 2-14 hari
- Penanganan
Begitu balita terdiagnosa menderita meningitis, dia perlu dirawat di
rumah sakit. Dengan penanganan yang maksimal, meningitis yang disebabkan
bakteri dapat sembuh sekitar 3 minggu. Usahakan balita banyak
mengonsumsi cairan dan istrirahat.
- Pencegahan:
- Lakukan imunisasi HiB/pneumokokus.
- Jaga kebersihan dengan mencuci tangan yang bersih, terutama sebelum makan.
- Hindari kontak dengan seseorang yang sedang tampak sakit.
- Hindari berbagai makanan atau minuman dari piring atau gelas yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar